Berita di koran hari ini 5 Agustus 2008 cukup mengejutkan. Tampil di halaman depan dengan judul yang mengundang rasa iba, rasa ingin tahu dan gemes. Kira-kira judulnya sama dengan judul tulisanku ini.
Gagal jadi bupati malah masuk RSJ
Ceritanya kira-kira gini, seorang pengusaha muda yang kaya dan sukses tergiur untuk ikut maju menjadi salah satu calon bupati di Ponorogo Jawa Timur pada tahun 2005 lalu. Dengan rasa percaya diri dan dengan dorongan dari teman-temannya yang juga memiliki syahwat politik yang tinggi dia maju mencalonkan diri. Singkat cerita ternyata dia dan pasangannya hanya mendapat dukungan 7 persen suara saja alias dia terdepak dalam ajang pemilihan idola daerah Ponorogo.
Bukan jabatan yang didapat tetapi malah tumpukan hutang dan masalah yang menanti. Dia terlilit hutang sampai Rp 9 milyar untuk keperluan maju dalam pilkada. Tidak bisa melunasi malah dia membayar pakai BG kosong yang akhirnya mengantarkannya menginap gratis di sel polisi. Bisnisnya hancur, asetnya disita oleh perusahaan leasing dan menghadapi gugatan pidana dari teman-temannya yang dulu sama-sama bersyahwat politik tinggi dalam meraih jabatan bupati. Sudah gitu istrinya dan anak-anaknya pun pergi meninggalkan dia.
Kasihaaannnn dehhh……… kalau sudah seperti itu ……………………..
Karena tidak kuat menahan beban depresi dia dirawat di rumah sakit atas rekomendasi polisi dan pengadilan. Eh…malah melarikan diri dan berkali-kali mencoba bunuh diri.
Dia yang tadinya seorang pengusaha kaya dan sukses, saat maju pilkada selalu tampil rapi dan trendi, berjas berdasi beberapa hari lalu malah keluyuran di kotanya hanya bercelana dalam saja dan berkaos kolor………
Coba bayangin…………..
Akhirnya diamankan polisi dan sekarang dirawat di rumah sakit jiwa Lawang, Malang Jawa Timur.
Tragis beneeeerrrrrrrrrr………………………………..
Gara-gara nafsu syahwat politik yang kelewatan akhirnya hancur lebur hidupnya. Yang salah siapa dong kalau seperti ini ?????
Duit Rp 9 milyar dihabiskan hanya oleh satu calon saja. Coba kalau dalam pilkada itu ada 5 calon, dan masing-masing habis minimal Rp 5 milyar aja, total sudah Rp 25 milyar.
Itu baru di satu kabupaten……lah di Indonesia ini ada ratusan kabupaten. Sudah berapa duit yang berputar di ajang pemilihan idola seperti ini ??????
BUANYAAAKKKKKK OIYYYYYY…………..
Lah sekarang kalau tingkat gubernur, tentunya duit yang berbicara akan lebih bueesssaarrr lagi jumlahnya…………
Belum lagi tingkat presiden…………………..?????????????
Wah….wah……wah……… siapa bilang Indonesia negeri kita tercinta ini negeri miskin ??????
Siapa bilang negeri kita Indonesia ini sedang mengalami krisis ???????????
Nyatanya buaanyyyaaaakkkkk buuaaannngggeeetttt duit yang dihambur-hamburkan untuk memuaskan nafsu syahwat politik dari mereka-mereka yang kebelet.
Belum lagi mereka yang bersyahwat politik untuk duduk di kursi DPRD kota/kabupaten, DPRD propinsi, DPR pusat.
Coba kalau mereka-mereka itu bisa mengerem kebeletnya, bisa mengendalikan nafsu syahwat politiknya dan mempergunakan semua potensi yang ada untuk kepentingan lebih banyak orang.
Pastilah Indonesia kita akan menjadi negeri yang indah dan menyenangkan
Ahhh……jadi kebelet juga nihhhhh.
Ntar aku nyalon aja jadi ketua RT, lalu meningkat jadi ketua RW, lalu naik lagi jadi lurah, lalu naik lagi jadi camat, nyalon lagi jadi bupati, kemudian nyalon jadi gubernur………..siapa tahu bisa jadi presiden……………………..
Tidur aja ahhhhhhh………..siapa tahu bisa mimpi jadi kepala daerah……………zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz