Apabila suami marah sementara
isteri ikut emosi,
hendaklah keduanya berlindung kepada Allah, berwudhu' dan
shalat dua raka’at. Apabila keduanya sedang berdiri, hendaklah duduk; apabila
keduanya sedang duduk, hendaklah berbaring, atau hendaklah salah seorang dari
keduanya mencium, merangkul, dan menyatakan alasan kepada yang lainnya. Apabila
salah seorang berbuat salah, hendaknya yang lainnya segera memaafkannya karena
mengharapkan wajah Allah semata.” [1]
Di dalam Shahiih Muslim dari
Shahabat Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallaahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya iblis meletakkan
singgasananya di atas lautan. Kemu-dian ia mengirimkan balatentaranya. Tentara
yang paling dekat kedudukannya dengan iblis adalah yang menimbulkan fitnah
paling besar kepada manusia. Seorang dari mereka datang dan berkata, ‘Aku telah
lakukan ini dan itu.’ Iblis menjawab, ‘Engkau belum melakukan apa-apa.’’ Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan, ‘Lalu datanglah seorang dari mereka
dan berkata, ‘Tidaklah aku meninggalkannya sehingga aku telah berhasil
memisahkan ia (suami) dan isterinya.’’ Beliau melanjutkan, ‘Lalu iblis
mendekatkan kedudukannya. Iblis berkata, ‘Sebaik-baik pekerjaan adalah yang
telah engkau lakukan.” [2]
Ini menunjukkan bahwa perceraian adalah perbuatan yang dicintai syaitan.
Ini menunjukkan bahwa perceraian adalah perbuatan yang dicintai syaitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar