Senin, 02 Februari 2015
Diantara tanda kebahagiaan dan keberuntungan
Diantara tanda kebahagiaan dan keberuntungan; bahwa seorang hamba setiap
kali bertambah ilmunya, bertambahlah sifat tawadhu’ dan kasih
sayangnya. Setiap kali bertambah amalannya, bertambahlah rasa takut dan
kewaspadaannya.Setiap kali bertambah umurnya, semakin berkuranglah
ketamakannya. Setiap kali bertambah hartanya, bertambahlah kedermawanan
dan pemberiannya. Setiap kali bertambah kemuliaan dankedudukannya,
semakin bertambahlah kedekatannya dengan manusia, pemenuhan kebutuhan
mereka dan sifat tawadhu’nya di hadapan mereka.Dan tanda-tanda
kebinasaan itu adalah ketika setiapkali bertambah ilmunya, bertambahlah
kesombongan dan kepongahannya. Setiap kali bertambah amalannya,
bertambah pula keangkuhannya, meremehkan manusia dan baik sangkanya
terhadap diri sendiri. Setiap kali bertambah umurnya, bertambahlah
ketamakannya. Setiap kali bertambah hartanya, bertambahlah kebakhilan
dan kekikirinnya. Setiap kali bertambah kedudukan dan kemuliaannya,
bertambahlah kesombongan dan kepongahannya.Perkara-
perkaraini
adalah ujian dari Allah yang dengannya Dia menguji para hamba. Dengannya
berbahagialah sebagian orang, dan binasalah sebagian yang
lainnya.Demikian pula dengan segala bentuk karamah adalah ujian, seperti
kekuasaan dan harta. Allah Ta’ala berfirman tentang nabi-Nya, Sulaiman,
saat iamelihat singgasana Balqis :هذا من فضل ربي ليبلوني أأشكر أم
أكفر“Ini termasuk karunia Rabb-ku untuk menguji aku apakah aku bersyukur
atau ingkar (terhadap nikmat-Nya)”. (QS. 27:40)Kenikmatan adalah ujian
dari Allah yang dengannya akan nampak syukurnya orang yang bersyukur dan
kufurnya orang yang kufur nikmat. Sebagaimana halnya keburukan adalah
ujian dari-Nya subhanahu,maka Dia pun menguji dengan kenikmatan
sebagaimana Dia menguji dengan berbagai musibah. Allah Ta’ala berfirman
:فأما الإنسان إذا ما ابتلاه ربه فأكرمه ونعّمه فيقول ربي أكرمن، وأما إذا
ما ابتلاه فقدر عليه رزقه فيقول ربي أهانن، كلاّ“Adapun manusia apabila
Rabb-nya mengujinya laludimuliakan-Nya dan diberikan-Nya kesenangan,
maka dia berkata, ‘Rabb-ku telah memuliakanku!’Adapun bila Rabb-nya
mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata, ‘Rabb-ku
menghinakanku!’Sekali-kali tidak (demikian)!!...” (QS. 15-17)Yaitu;
tidaklah setiap orang yang Aku berikan kelapangan, Aku muliakan dan Aku
berikan kenikmatan, hal itu adalah wujud pemuliaan-Ku terhadap dirinya.
Dan tidak setiap orang yang Aku sempitkan rezkinya dan Aku timpakan
ujian terhadap dirinya sebagai wujud penghinaan dari-Ku terhadap
dirinya…(Ibnul Qayyim rahimahullahu, Al Fawaa-id, 225-226)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar