HOME

Selasa, 21 April 2015

TERNYATA HEWAN QURBAN TIDAK MERASAKAN SAKIT WAKTU DISEMBELIH


DISINI ANE HANYA SEKEDAR MENYAMPAIKAN SEADANYA TIDAK DITAMBAH & TIDAK PULA DIKURANGI, TULISAN INI ANE AMBIL ALIAS ANE CONTEK DARI HASIL PENELITIAN ILMUWAN TERKENAL DIDUNIA & BUKAN ANE YG NGARANG.

JD BAGI YG KONTRA JANGAN MENGHUJAT ANE Y... JGN DILIAT DARI SEGI AGAMANYA, KEBENARAN TEORI INI MEMANG MERUJUT DARI HASIL TATA CARA PENYEMBELIHAN AGAMA TERTENTU, JADI SEKALI LAGI KITA AMBIL MANFAATNYA SAJA DARI TULISAN INI SEMOGA BERGUNA UNTUK KEMASLAHATAN KITA BERSAMA. AMIN....

Maaf agan-sista, sengaja ane memuat makalah mengenai Hewan kurban di forum ini yang ane ambil dr majalah hidayah Edisi 146 Oktober 2013.

Disadur dan diringkas oleh Usman Effendi AS, dari makalah tulisan Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Sekretaris Eksekutif LP.POM-MUI Propinsi DIY dan Dosen Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta: bersumber dari hasil penelitian ilmiah yg dilakukan oleh Prof Wilhelm schulze dan koleganya Dr. Hazim dr Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman

SILAKAN DIKLIK
SUMMARY REPORT (Kemudian KLIK SKIP AD)
  (adf.ly)

Apabila tidak berkanan mohon dimaafkan, jangan dibata y...

Semoga dapat bermanfaat dan dapat mengambil hikmah & pelajaran dari pembahasan ini

Ane tertarik dengan pembahasan ini karena mungkin semua banyak yang menduga kalau binatang qurban kesakitan saat disembelih. Padahal tidak sama sekali. Beberapa ilmuwan Barat membuktikannya.


Benarkan para binatang yang disembelih itu merasakan sakit??


Logikanya, kulit kita saja sakit ketika tergores, apalagi disembelih.

Ternyata sebuah penelitian menunjukan jawaban yang mengejutkan bahwa binatang yang disembelih secara syariat islam tidak merasakan sakit sama sekali.

Penelitian ini dilakukan oleh dua orang staff peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman, yaitu Prof Wilhelm schulze dan koleganya Dr. Hazim , keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur unk menjawab pertanyaan :

Manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit ??

1. Menyembelih secara syariat islam yang murni/menggunakan pisau tajam (tanpa proses pemingsanan)??

2. Menyembelih dengan cara barat dengan pemingsanan/dipukul kepalanya??


Keduanya merancang penelitian sangat canggih, menggunakan sekelompok sapi yang cukup umur (dewasa).

Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elekroda (microchip) yang disebut Electro Encephalograph (EEG). EEG dipasang dipermukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit ketika disembelih.

Dijantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.

Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG dan ECG yang telah terpasang ditubuhnya selama beberapa minggu, setelah adaptasi dianggap cukup maka separuh sapi disembelih sesuai syariat islam yang murni, dan sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi barat.

Dalam syariat islam penyembelihan dilakukan dengan pisau yang tajam, dengan memotong 3 saluran pada leher, yaitu : saluran makan, saluran napas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu arteri karotis & vena jugularis

Syariat islam tidak merekomendasikan metode pemingsanan sebaliknya metode barat justru mengajarkan bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.

Dari hasil penelitian prof Schultz & Dr Hazim di Hannover University Jerman dpt diperoleh kesimpulan bahwa :

Penyembelihan menurut syariat islam/menggunakan pisau tajam menunjukan :

Pertama : Pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus) tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG, hal ini berarti pada 3 detik pertama setelah disembelih tidak ada indikasi rasa sakit.

Kedua : pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yg sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak), hingga sapi2 itu benar-benar kehilangan kesadaran
Pada saat tersebut tercatat pula ECG bahwa jantung mulai meningkatkan aktivitasnya.

Ketiga : Setelah 6 detik pertama ECG pada jantung merekam adanya aktifitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar.

Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yg terputus dibagian leher, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampe zero level (angka nol)
Hal ini diterjemah oleh kedua ahli itu bahwa "No Feeling of pain at all!" (tidak ada rasa sakit sama sekali)

Keempat : Karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan "healthy meat" (daging yg sehat)

Jenis daging dari hasil sembelih semacam ini sangat sesuai prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.

Silakan di klik :
HEWAN PASRAH KETIKA AKAN DISEMBELIH SETELAH DIBACAKAN DOA  (m.youtube.com)


Secara Pemingsanan/Dibius/disetrum/dipukul kepalanya cara Barat :

Pertama : Setelah dilakukan proses Stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh & collaps (roboh), setelah itu sapi tidak bergerak lagi, sehingga mudah dikendalikan, Oleh karena itu sapi dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta dan tampaknya tanpa mengalami rasa sakit. Pada saat disembelih darah yang keluar hanya sedikit tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan)

Kedua : Segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG.. Hal ini mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan)

Media pemingsanan yg digunakan :
Setrum, bius, maupun dengan cara yang mereka anggap paling baik memukul bagian tertentu di kepala ternak dengan alat tertentu pula. Alat yang digunakan adalah Captive Bolt Pistol (CBV)

Ketiga : grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop kebatas paling bawah, akibatnya jantung kehilangan kemampuan untuk menarik darah dari seluruh organ tubuh serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.

Keempat : Karena darah tidak tertarik & tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itupun membeku di dalam urat/pembuluh darah dalam daging sehingga dihasilkan "unhealthy meat" (daging yang tidak sehat) dengan demikian menjadi tidak layak dikonsumsi oleh manusia.

Timbunan darah beku yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih merupakan tempat atau media sangat baik bagi tumbuh kembangnya bakteri pembusuk yg dapat merusak kwalitas daging.

Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukannya ekspresi rasa sakit. Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya. Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakian kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka pastilah disertai rasa sakit & nyeri, terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar.

Hasil penelitian Prof Schultz dan Dr Hazim justru membuktikan sebaliknya. Yakni pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah "menyentuh" saraf rasa sakit.

Oleh karena itu, keduanya menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekpresi rasa sakit, melainkan sebagai ekpresi 'keterkejutan otot dan saraf' saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras), mengapa demikian ?? hal ini tentulah tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena EEG tidak membuktikan, juga tidak menunjukan adanya rasa sakit.

Nah, jelas bukan, bahwa secara ilmiah ternyata penyembelihan secara syariat Islam ternyata lebih maslahat. Apalagi ditambah dengan anjuran untuk menajamkan pisau untuk mengurangi rasa sakit hewan sembelihan.

Sabda Nabi "Sesungguhnya Allah menetapkan ihsan (kebaikan) pada segala sesuatu. Maka jika kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam membunuh, dan apabila kalian menyembelih maka hendaklah berbuat ihsan dalam menyembelih. (Yaitu) hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya agar meringankan binatang yang disembelih."

Sekian uraian ini apabila ada kesalahan dalam penyampaian mohon dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya.

Semoga kita semua dapat sama-sama mengambil hikmah dan manfaatnya dari bacaan ini, amin...

Trimakasih unk agan InRealLife [$] yang sdh membantu ane mendapatkan sumber langsung yg ane sendiri dapat dari majalah Hidayah Edisi 146 Oktober 2013

Marii kita kritisi
pertama, "Universitas Hannover".

Setelah cari info, jurusan peternakan di "Universitas Hannover" adanya di "Tierärztliche Hochschule Hannover" (Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan Hannover)
SILAKAN DIKLIK
UNIVERSITAS HANNOVER  (www.tiho-hannover.de)

Beliau adalah dosen yang mengajar sampai tahun 1984 di sana dan sepertinya pernah jadi Rektor.Ternyata ada wikinya juga:
SILAKAN DIKLIK
WILHELM SCHULZE  (en.m.wikipedia.org)

Dan akhirnya saya menemukan artikelnya:

Schulze W, Schultze-Petzold H, Hazem AS, Gross R. Experiments for the objectification of pain and consciousness during conventional (captive bolt stunning) and religiously mandated (“ritual cutting”) slaughter procedures for sheep and calves. Deutsche Tierärztliche Wochenschrift 1978 Feb 5;85(2):62-6.
SILAKAN DIKLIK
(Kemudian KLIK SKIP AD)
  (adf.ly)

Semoga bisa membantu bagi kredibilitas thread ini..

Ada masukan dari agan tarjomasukkota sebagai penyembelih hewan ternak, yg sudah berpengalaman, silakan disimak semoga bermanfaat :

SILAKAN DIKLIK
PENGALAMAN " TARJOMASUKKOTA" SEBAGAI PEMOTONG HEWAN QURBAN  (www.kaskus.co.id)

Untuk diketahui bahwa banyak cara didunia ini memotong hewan ternak yg menurut ane tidak menunjukan rasa kasihan & sangat tidak beradab :

Bagi agan yg tidak kuat menyaksikannya jgn dibuka y

SILAKAN DIKLIK
CARA MEMPERLAKUKAN HEWAN TIDAK BERADAB  (youtu.be)

Nambahin dokumenter ttg perlakuan hewan di barat, ga hewan piaraan, hewan sirkus, hewan produksi makanan dll, disitu ada sebagian dokumenter tentang cara eksekusi org barat ke hewan potong, silakan ditonton :

SILAKAN DIKLIK
CARA EKSEKUSI ORANG BARAT KE HEWAN POTONG  (youtu.be)
  http://www.kaskus.co.id/thread/524b848719cb170774000004/ternyata-hewan-qurban-tidak-merasakan-sakit-waktu-disembelih/

Tidak ada komentar: